#INFOEB #SHARE #FYI
Tragedi Pompeii terjadi pada pagi hari ketika Gunung Vesuvius memuntahkan lava panasnya dengan kecepatan 1,5 juta ton per detik.

Pompeii bisa dikatakan sebagai kota di Italia paling kaya di zaman kuno. Tak hanya punya sumber daya yang melimpah, kota ini juga memiliki teknologi tinggi serta arsitektur yang super megah. Menurut para peneliti, meski hidup di zaman akhir 70 masehi, orang-orang Pompei dipercaya memiliki peradaban yang luar biasa dan tak kalah dari era modern sekarang ini. Sayangnya, segala hal yang dimiliki Pompeii, berbanding terbalik dengan kelakuan masyarakatnya yang sangat amoral.

Musnahnya kota Pompeii adalah sejarah tentang kehancuran paling mengerikan. Seperti yang mungkin pernah kamu dengar, lahar yang membanjir membuat kota ini beserta pemiliknya mati seketika. Tuhan melaknat bangsa ini karena kelakuan maksiatnya yang luar biasa.

Lalu, maksiat macam apa yang membuat Pompeii dihancurkan Tuhan? Ketahui jawabannya lewat ulasan berikut.

Menyembah sesuatu berbau erotis.
Sejatinya dewa pada umumnya adalah yang memiliki kepribadian baik, seperti halnya Krishna yang lembut dan penolong, atau Siwa yang bijaksana, mereka sosok dewa yang menginspirasi kehidupan di India. Namun lain bagi masyarakat Pompei, mereka justru menyembah dewa Falus dan dewa Palic yang merupakan lambang dari kemesuman.

Tak hanya itu, patung-patung dewa yang terkenal dengan tindakan porno aksi tersebut banyak dipajang di tempat umum. Dipercaya bahwa di mana pun dewa mereka sembah, maka keberuntungan pun akan menyelimuti mereka. Tak heran jika begitu banyak simbol-simbol erotis yang terpajang di mana pun. Bahkan, sebuah toko roti di Pompei pun tidak mau kalah untuk memajang gambar tidak senonoh tersebut.

Kaum Pompeii mungkin memang terkenal dengan budaya seksual yang terlalu bebas. Bahkan, untuk memuaskan hasrat penduduknya, di kota tersebut nyaris seluruh rumah sudah menjadi tempat pelacuran. Dahulu, Pompeii merupakan surganya perzinaan.

Pornografi adalh santapan anak-anak tiap hari.
Sejalan dengan banyaknya rumah-rumah pelacuran, maka jumlah para pekerja seks juga jauh lebih banyak. Mereka rata-rata menjual jasa dengan harga yang begitu murah. Biasanya mereka bekerja di rumah yang besar, lapang serta mencolok.

Begitu mencolok hingga bisa disaksikan siapapun. 
Mirisnya, anak-anak sekalipun tak terlindung dari norma bejad tersebut. Pornografi adalah santapan sehari-hari yang tak bisa ditampik oleh mereka yang masih berjiwa polos. Mau tak mau, mereka yang berusia belia biasanya juga sudah melakukan seks seperti yang dilakukan kaum Pompei dewasa lainnya.

Doyan intim di jalanan.
Kaum bejad ini ternyata tidak hanya melakukan hubungan badan di rumah-rumah yang telah disediakan. Meski di seluruh penjuru kota sudah menjadi rumah bordil, nyatanya mereka menganggap jika hubungan seksual bukanlah hal yang perlu disembunyikan, bahkan boleh dipertontonkan di depan khalayak ramai.

Jadi tak heran jika pemandangan pasangan yang tengah bercinta di jalanan adalah hal yang paling wajar. Mereka tak lagi memiliki rasa malu. Masyarakat setempat masa itu benar-benar tak ada bedanya dengan hewan.

Sumber:

https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2010/04/100405_pompeii

https://m.kumparan.com/@kumparannews/menyibak-pompeii-legenda-kota-romawi-bergelimang-dosa

https://sumsel.tribunnews.com/2017/06/23/inilah-kisah-tragis-dan-mengerikan-kota-pompeii-yang-terkenal-dengan-kemaksiatannya

https://m.suara.com/tekno/2015/10/04/153954/temuan-mengejutkan-soal-jenazah-di-kota-kuno

https://m.guideku.com/travel/2018/11/24/120000/bikin-bergidik-ngeri-gini-kisah-pedih-petilasan-kota-pompeii